Artikel
Kemenaker : Era 4.0 akan Ada Pekerjaan Hilang, Tapi Jangan Pesimis
Kemenaker : Era 4.0 akan Ada Pekerjaan Hilang, Tapi Jangan Pesimis
[KBR|Warita Desa] Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) meminta masyarakat tidak pesimistis menghadapi era industri 4.0.
"Era industri 4.0 akan ada konsekuensi pekerjaan hilang, namun kita jangan pesimis," kata Sekjen Kemenaker Khairul Anwar, seperti dilansir Antara, Kamis (14/11/2019).
Menurut Khairul, era industri 4.0 akan memunculkan tren otomatisasi pada sejumlah sektor pekerjaan. Namun, menurut dia sektor pekerjaan lain akan terus tumbuh.
"Kita harus mengantisipasi perubahan-perubahan itu sehingga memberikan pelayanan kepada masyarakat," kata Khairul.
Khairul menyebut pemerintah bertugas mengkaji pekerjaan-pekerjaan yang bakal hilang, serta bidang pekerjaan baru yang akan tumbuh.
Ia jmenyebut pemerintah akan menyiapkan lembaga pelatihan untuk meningkatkan kompetensi pekerja.
"Ramalan" Bank Dunia dan WEF
Pernyataan Kemenaker tentang era industri 4.0 sejalan dengan "ramalan" Bank Dunia dan World Economic Forum (WEF).
Menurut prediksi Bank Dunia dalam laporan The Changing Nature of Work (2019), berbagai pekerjaan yang bersifat rutin, mudah terprediksi, memiliki prosedur baku, serta mengandalkan database bakal digantikan robot.
Bank Dunia juga menyebut, di tahun-tahun mendatang akan muncul berbagai jenis pekerjaan baru yang terkait dengan teknologi 4.0.
Berbagai pekerjaan baru itu akan membutuhkan keahlian seperti penguasaan teknologi digital, kreativitas, kemampuan berpikir kritis, problem-solving, kolaborasi, serta kemampuan empati.
Hal serupa disampaikan WEF dalam laporan The Future of Jobs Report (2018).
Menurut laporan WEF, sekitar 88 persen industri di Indonesia berencana menerapkan otomatisasi dalam berbagai bidang kerjanya.
Di satu sisi, otomatisasi berpeluang membuka berbagai model bisnis dan lapangan kerja baru. Tapi di sisi lain, hal itu juga berpotensi meminggirkan pekerja-pekerja berkeahlian rendah.
Untuk mengantisipasi dampak negatif tersebut, WEF menganjurkan negara-negara dan perusahaan supaya berinvestasi serius dalam pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM).
Menurut laporan WEF, sekurang-kurangnya mulai tahun 2022, industri di Indonesia akan banyak membutuhkan:
software developer;apps developer;analis data;manajer operasional;sales representatives;analis keuangan;human resources specialist;teknisi dan insinyur bidang robotika.
Oleh : Adi Ahdiat
Editor: Sindu Dharmawan
Redaktur : Abdul Kadir
Baca juga : Indonesia Akan Bangun Bandar Antariksa untuk Peluncuran Roket