Artikel
Pemerintah Segera Kembangkan BBM Ramah Lingkungan Baru Berbasis SAWIT
Pemerintah Segera Kembangkan BBM Ramah Lingkungan Baru Berbasis Sawit
[KBR|Warita Desa] Jakarta|Menteri Riset dan Teknologi sekaligus Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional, Bambang PS Bridjonegoro mengatakan, pemerintah akan segera mengembangkan bahan bakar ramah lingkungan berbasis sawit.
Bambang mengatakan rencana ini sebenarnya sudah digagas sejak lama, namun baru bisa terealisasi setelah tim besutan Profesor Subagyo dari ITB membuat katalis.
“Tadi sudah diberikan prioritas oleh Bapak Presiden dan didukung terutama oleh Kementerian BUMN, maupun badan pengelola dana sawit, untuk mulai dibangun pabrik minyak nabati industrial itu sendiri, untuk menghasilkan minyak inti sawit dari perkebunan," kata Bambang, di Kantor Presiden, Jakarta, Kamis (6/2/2020).
Menurut Bambang, pemerintah akan membuat dua pilot project di dua kabupaten yaitu di Musi Banyuasin di Sumatera Selatan dan Pelalawan di Riau.
Selain itu PT Pupuk Kujang bekerjasama dengan pertamina dan ITB juga akan mendirikan pabrik katalis nasional tahun ini, sehingga katalisnya bisa diproduksi dalam jumlah banyak.
Katalis merupakan zat yang bergungsi untuk mempercepat laju reaksi kimia atau memecah rantai pada suhu tertentu, tanpa mengalami perubahan oleh reaksi itu sendiri.
Baca juga : Indeks Persaingan Digital 2020: Infrastruktur Digital Indonesia Baik, Tapi SDM- nya Lemah
Sawit memiliki rantai senyawa kimia yang mirip dengan minya bumi. Hanya saja dalam susunan akhir rantai memiliki karbon, sehingga harus diubah dengan menggunakan katalis yang tepat agar bisa digunakan sebagai pengganti bensin, solar maupun avtur.
Penggunaan sawit sebagai bahan bakar atau green fuel oleh pemerintah, kata Bambang, adalah sebagai upaya mengurangi impor minyak yang sudah sangat berlebihan. Selain itu penggunaan green fuel selain ramah lingkungan juga harganya jauh lebih murah dibanding penggunaan bahan bakar berbasis CPO.
Green fuel merupakan campuran solar dengan Refined Bleached Deodorized Palm Oil (RBDPO) yang juga produk turunan dari CPO.
Menurut Bambang, selain industri hilirisasi terkait green fuel, Presiden Joko Widodo juga meminta kementerian mengutamakan pembuatan industri pesawat nirawak (drone) tempur, dan pembuatan garam industri yang terintegrasi. Tiga proyek utama tersebut menurut Bambang akan segera dilakukan.
Oleh : Dwi Reinjani
Editor: Agus Luqman
Redaktur : Abdul Kadir
Baca lagi : Indonesia Kekurangan Orang Cerdas, LIPI Ajak Diaspora "Pulang Kampung"